SINAR UTUSAN
Ketika kebingungan sudah melanda manusia, dan tidak
dapat lagi berfikir jernih kembali di akibatkan masalah – masalah yang tidak
dapat di selesaikan oleh dirinya sindiri maupun orang lain, serta hilangnya
rasa kasih sayang yang selalu diharapkan oleh seorang anak kepada orang tuanya,
namun justru yang di dapat adalah sebaliknya, kesibukan orang tua yang padat
menjadi faktor utama kurangnya perhatian orang tua kepada seorang anak. Jika
anak sudah merasa sendirian dan tidak ada yang perduli lagi kepadanya, maka dia
akan mencari sesuatu yang dapat mengisi kekosogan di dalam hatinya.
“Dunia Hitam”, merupak salah satu tempat yang siap menempung
ribuan manusia yang sedang di landa masalah – masalah yang tidak dapat mereka
slesaikan, disana banyak memberikan aktifaitas yang dapat membuat ketenangan
hati bagi pelakunya, tentunya dengan bayaran berupa nilai mines di pandangan
masyarakat sekitar lingkungan mereka, dan bayaran paling mahal adalah nyawa
mereka sendiri. Di dalam dunia hitam sudah biasa jika berurusan dengan manusia
– manusia berseragam coklat atau polisi.
3 orang pemuda ini adalah bukti dari penghuni maupun
penganut dunia hitam, dimana seusia mereka seharusnya sedang sibuk untuk
mempersiapkan bekal demi masa depannya, namun ini justru sebaliknya, demi untuk
menghilangkan fikiran dan gegelisahan yang berkutat di dalam fikirannya serta
mengisi kekosongan di dalam hatinya, mereka rela melakukan apa saja untuk
mendapatkan hal tersebut. Mukti, Tama dan Widi adalah sglintir korban dari
sebuah kelurga yang tidak harmonis, dimana materi dan kepuasan nafsulah yang
berkuasa di dalam kelurga mereka.
Prajamukti Anggara atau akrab di sapa dengan Mukti
merupakan anak yang dilahirkan serta di besarkan oleh keluarga yang sederhana,
semasa kecilnya, si Mukti masih sama dengan anak – anak yang lain, bermain,
sekolah, jalan – jalan bersama keluarga dan selalau menrut kepada apa yang
dikatakan orag tuanya, dapat dikatakan mukti merupakan anak yang dibanggakan
oleh keluarga, sebab di dalam dunia pendidikan dia selalu mendapatkan juara di
dalam kelas maupn lomba – lomba yang dia ikuti, hanya saja keadaan berbah
secara derastis ketika dia mulai menginjakan kakinya di kelas 2 SMA, pada saat
itu ayah si mukti yang bekerja sebagai satpam mulai menjalin hubungan dengan
wanita lain selain ibu Mukti, sejak itu sifat bapaknya berubah derastis, yang
dahulunya baik, selalu berada di rumah sepulang kerja, memberikan pengajaran
kepada anak – anaknya setiap ada PR, menjadi sosok bapak yang tidak pernah
pulang kerumah, marah – marah tanpa sebab, pemabuk, dan tidak jarang juga
bermain fisik, memukuli sang istri bahkan anak – anak yang masih kecil. Di
tambah lagi omongan para tetangga serta ledekan dari teman – teman mukti yang
membuat mukti menjadi malu, terlebih lagi sang ibu yang telah lari meninggalkan
mukti sendirian, alhasil tanpa didikan dari kedua orang tuanya, bocah pintar
ini menjadi tidak terkontrol pergaulannya. Karna tidak mampu lagi bayar sekolah
dan slalu membuat onar di sekolah akhirnya si mukti di kluarkan oleh phak
sekolah. Dan sekarang mukti lebih sering berkumpul dengan teman-temannya yang
senasib dengan dia,Widi dan Tama.
Widi adalah seorang gadis korban broken home, dimana
orang tuanya bercerai sejak dia berumur 1 tahun. Sejak perceraian itu anggota keluarganya
terpecah belah. Ibunya menikah lagi dan widi serta sang kakak ikut dengan
ayahnya. Setelah mendapat hak asuh dari pengadilan, sang ayah merasa tidak
mampu lagi merawat buah hatinya yang masih kecil, alhasil sang buah hati di
berikan kepada saudara perempuannya untuk di besarkan. Saat itu widi hidup
dengan bahagia dan berlimpahan kasih sayang dari orang tua angkatnya, namun
sejak ayah angkatnya meninggal, widi sudah tidak pernah lagi merasakan kasih
sayang maupun perhatian dari keluarganya, saat itu widi sedang duduk di bangku
SMA. Widi harus berfikir bagaimana cara dia melanjutkan sekolahnya dan bertahan
hidup. Hingga suatu hari ada seseorang yang titip salam kepada widi namun orang
itu bersatutus suami orang beranak tiga, sampai mereka menjalin hubungan karena
widipun bingung harus berbuat apa untuk melangsungkan hidupnya, dengan berat
hati widi menerima permintaan orang tersebut untuk menjadikan widi sebagai
pacar simpanannya hingga keluarga widi yang tau hubungan tersebut mulai
mengucilkannya. Selai sekolah, widi memilih untuk hidup sendiri dan mulai
mencari pekerjan dari mulai yang halal hingga pekerjaan yang di anggap “kotor”
oleh masyarakat.
Sejak kecil Rizal Nayotama atau akrab di panggil
Tama sudah dibesarkan dalam keluarga
yang tdak harmonis, dimana sang ibu sudah meninggal karena serangan jantung
saat tama duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. Sang ayahpun yang selalu
berjudi, bermabuk – mabukan dan bermin wanita, bahkan saat kelas 2 SMA, tama
sudah di ajarkan untuk mencari uang sendiri dengan cara menjual diri, paras
yang tampan, bentuk badan yang proposional membuat tama di sukai oleh lawan
jenisnya terutama wanita – wanita yang kurang belaian dari para suami mereka,
hampir tiap malam dia slalu nongkrong di klub malam hanya untk menunggu
pelanggannya. Hingga di suatu saat, ketika tama sedang menunggu pelanggannya d
tempat biasa nongkrong dia tidak sengaja melihat si widi yang sedang mabuk
berat hingga tidak mampu untuk berdiri...karna rasa iba, tama coba membantunya
untuk pulang disaat yang bersamaan si mukti juga sedang menuju si widi ntuk
membantunya. Namun ketika widi di tanya rumahnya, widi mengaku tidak mau pulang
kerumah, akhirnya mukti menawarkan mereka untuk tidur di rumahnya saja mlm ini
hinggaa widi sadar. Saat sampai dirumah Mukti, widi di tidurkan d kamar yang
kosong...namun saat widi tidur mukti dan tama mengobrol berbagi masalah
hidunya. Keesokan paginya setelah widi bangun dari tidurnya, dengan keadaan
bingung widi menghampiri mukti dan tama yang sedang tertidur di ruang
tengah,,,setelah bangun mukti dan tama
langsung menyapa si widi. Disitu meraka mulai akrab.
4 tahun sudah mereka menjalin persahabatan hingga
akhirnya datanglah seorang pemuda dari desa yang dirampok saat perjalann dan
tidak sengaja di temukan oleh mereka ber3 dalam keadaan lemas di pinggir
jalanan. Karena rasa kasihan mereka menolong pemuda tersebut. Rudi Hermawan
atau yang sering disapa Rudi, mencoba mengadu nasib di ibukota, untuk
memperbaiki ekonomi keluarganya yang dikampung. Daerah pedesaan yang dapat di
bilang sangat jauh dari sentuhan moderenisasi.
Ahirnya mereka bertiga berteman dengan rudi, dari
merekalah rudi di kenalkan dengan kehidupan kota, sehingga mau tidak mau
rudipun ikut masuk ke dunia mereka, selama beberapa bulan rudi berkutat di
dunia hitam, namun pada suatu saat rudi merasa tidak nyaman dengan pergaulan
mereka, ketika rud memutuskan untuk keluar dari dunia itu, sontak temen –
temenya kaget dan mulai mempertanyakannya. Dari situ rudi memberi arahan kepada
teman – temannya dengan gigih rudi mulai mempengaruhi mereka untuk mengikuti
jalannya, ahirnya 2 dari 3 temannya mau mengikutinya, namun hanya widi yang
masih kekeh untuk tidak meninggalkan dunia tersebut. Berbagai macam cara telah
dlakukan 3 pemuda itu untuk menyadarkan widi namun alhasil mereka gagal. Disitu
mereka ber4 berdebat hebat, sehingga pada akhirnya widi yang merasa di hianati
teman – temannya dilanda kegalauan, berjalan tanpa arah hingga dan memilih untuk menyendiri, dan memilih di temani dengan obat - obatan terlarang yang telah d anggapnya sebagai sahabat, hingga pada suatu hari dia tidak dapat mengontrol untuk mengonsumsinya dan pada akhirnya nyawanya melayang karena over dosis atau O.D.
0 komentar: